Jakarta –
Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) terus mengalami penurunan namun belum juga disuspensi BEI. Bahkan hingga Selasa, saham Bukalapak menyentuh batas bawah atau auto reject bawah (ARB), dan hari ini bergerak naik ke Rp 488.
Walaupun terus menurun, Bursa Efek Indonesia (BEI) belum melakukan suspensi saham BUKA.Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian Manullang mengungkapkan suspensi saham akan dilakukan BEI jika ada pergerakan harga, volume, frekuensi transaksi atau pola transaksi yang tidak biasa dari saham tertentu.
“Dengan demikian, saham tertentu bisa saja memiliki potensi disuspen oleh karena mencapai parameter-parameter dari hal-hal tersebut,” kata dia, dikutip Rabu (8/12/2021).
Pada Selasa, harga saham Bukalapak turun 6,58% atau berkurang 30 poin dari penutupan Senin di level Rp 426. Kemudian pada Senin juga saham BUKA turun sangat dalam hingga menyentuh ARB dan turun hingga 6,94% ke level Rp 456.
Jika dirunut saham Bukalapak sudah mengalami penurunan 15 hari berturut-turut sejak 22 November 2021.Sejak saat itu saham BUKA mengalami setidaknya lima kali ARB. Sekalipun tidak ARB penurunannya juga cukup besar.
Kondisi ini membuat investor rugi seandainya membeli saham BUKA pada saat IPO sebesar Rp 10 juta maka akan mendapatkan 11.764 lembar saham atau sekitar 117 lot. Nah jika hingga sampai saat ini belum dijual, maka nilai portofolio dari saham BUKA dengan modal Rp 10 juta sudah menjadi Rp 5.224.000.
Artinya kerugian yang ditanggung dari membeli saham Bukalapak saat IPO dan dicatatkan pada 6 Agustus 2021 hingga kemarin mencapai Rp 4.776.000. Itu jika modal yang dikeluarkan Rp 10 juta.
Lihat juga video saat ‘Microsoft Akan Genjot Bukalapak Rp 1,46 T’:
(kil/ara)