Jakarta –
Anak usaha PT Telkom Indonesia, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) hari ini telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
CEO Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengungkapkan saat ini kondisi tower market di Indonesia sedang dalam kondisi positif. Kemudian terkait investor asing yang boleh menanamkan modalnya di perusahaan tower nasional.
“Selain itu perkembangan 5G yang akan tumbuh, akibat kebutuhan dan ekspansi coverage layanan mobile di Indonesia,” kata dia dalam konferensi pers, Senin (22/11/2021).
Mitratel merupakan anak usaha Telkom yang bergerak di bisnis menara telekomunikasi. Aksi korporasi pencatatan saham perdana Mitratel ini merupakan bagian dari komitmen transformasi sekaligus penataan portofolio perusahaan untuk memberikan value yang optimal bagi Mitratel, TelkomGroup dan seluruh stakeholders.
Theodorus mengungkapkan dana dari hasil penawaran umum perdana (IPO) akan digunakan mengembangkan kompetensi dan kapabilitasnya menjadi perusahaan unggul profesional transparan.
“Kami pahami perubahan teknologi yang cepat akan mengakselerasi seluruh kompetensi Mitratel baik saat ini maupun waktu mendatang. Hal ini telah dirumuskan dalam bisnis plan yang tak hanya semata-mata pada bisnis menara telekomunikasi, tapi berkembang menjadi infrastructure company yang siap untuk mendukung era 5G dan kelanjutannya,” katanya.
Melalui IPO ini Mitratel akan memperkuat posisinya sebagai The Best TowerCo In The Industry yang solid dan independen. Hal ini didukung dengan masuknya investasi SWF dari Indonesia dan internasional menunjukkan bahwa Mitratel memiliki track record kinerja yang baik dan potensi pertumbuhan yang tinggi di masa yang akan datang.
IPO Mitratel disebut mampu menjadi salah satu katalis untuk menggerakkan kembali pasar modal dan perekonomian Indonesia. Dengan dukungan seluruh shareholders dan stakeholders, Mitratel akan dikelola dengan tata kelola perusahaan yang baik dengan menjaga independensi, profesionalisme dan transparansi.
Sesuai rencana, perseroan akan menggunakan 40% dana hasil IPO untuk belanja modal organik, 50% untuk anorganik, dan 10% untuk modal kerja serta kebutuhan Perseroan lainnya.
Mitratel merupakan perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 2008. Mitratel telah mengelola lebih dari 28.000 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain bisnis utamanya di bidang menara telekomunikasi, Mitratel juga melakukan ekspansi portfolio jasa turunan menara seperti Project Solutions, Managed Services, Fiberisasi dan Digital Services untuk mengakselerasi iklim digital di Indonesia.
Mitratel menawarkan saham sebanyak 23.493.524.800 saham biasa atas nama dengan nilai keseluruhan Penawaran Umum Perdana Saham adalah sebesar Rp 18.794.819.840.000. Harga saham dibanderol Rp 800 per lembar.
Simak Video “Demi Dorong IPO Unicorn di Indonesia, OJK Menerbitkan Aturan SHSM“
[Gambas:Video 20detik]
(kil/zlf)