Jakarta –
Sub Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), PTPN IV PalmCo dikabarkan akan melakukan melakukan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun sepertinya rencana itu akan diundur.
Direktur Utama Palmco, Jatmiko Santosa membeberkan alasan pengurungan pelepasan perdana saham Korporasi Sawit terluas di dunia itu sejalan dengan arahan pemegang saham untuk mencari alternatif pendanaan lainnya.
“Sebagaimana arahan pemegang saham, tahun ini sepertinya belum [IPO], kita fokus memperkuat produktivitas PalmCo sendiri dulu dan membangun strategic partnership,” ujar Jatmiko saat ditemui di The Westin, Rabu (10/1/2024).
Menurutnya hal ini untuk dapat memenuhi harapan Kementerian BUMN yang meminta agar PalmCo meminimalisir disparitas produksi antar Region.
“Saat ini Protas PalmCo sebenarnya sudah di atas standar industry. Rata-rata 4,8 Ton CPO/Ha/Tahun dibanding rata-rata industry yang di 4,5 Ton CPO/Ha/Tahun,” ungkap Jatmiko.
Namun walau sudah tinggi, lebih jauh ia menyebutkan bahwa di internal PalmCo sendiri masih terdapat disparitas.
“Masih ada disparitas produksi di regional (ex PTPN pembentuk PalmCo) dan ini harus diremajakan agar produksinya tinggi secara merata,” jelasnya lagi.
“Untuk itu Pemegang Saham memandang alternatif pembiayaan yang dimungkinkan dan dirasa paling tepat pada masa awal penggabungan PalmCo ini adalah dengan menemukan Strategic Partnership yang dapat berinvestasi di replanting,” katanya.
“Beberapa tahun mendatang kami berencana meremajakan, tanam baru dan mengkonversi sekitar 180.000 hektare baik pada areal inti maupun areal Kerja Sama Operasi,” ujar Jatmiko.
Dengan optimalisasi lahan yang dikelola sendiri tersebut maka Kementerian BUMN meyakini PalmCo, akan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan.
PalmCo dalam jangka waktu waktu 2-3 tahun berpotensi memiliki lahan sawit seluas 600.000 hektare. Dengan kepemilikan lahan tersebut, PalmCo berpeluang menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar dunia.
Sebagai informasi, sebelumnya PalmCo berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2023. Dalam aksi korporasi tersebut, sub holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III ini mengincar dana Rp 6-8 triliun.
Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan, saat ini PalmCo masih dalam proses pengajuan izin untuk melakukan IPO. Diperkirakan November 2023 saham perusahaan sudah bisa dicatatkan di pasar modal.
“PalmCo mau IPO jadi perkiraan November listing,” ucapnya di Jakarta, Rabu (14/6/2023) lalu.
Dia mengungkapkan saat ini valuasi PalmCo sekitar Rp 30 triliun. Dari angka itu saham yang akan dilepas ke pasar modal sekitar 15%-20%. Adapun nilai target dana yang dihimpun dari proses IPO PalmCo sekitar Rp 6-8 triliun.
(ada/das)